Bel sekolah
telah selesai berdentang. Semua penghuni kelas pasti sudah menduga Arinka
terlambat lagi. Dan sangkaan mereka memang benar, Arinka memang terlambat. Ia tengah berlari dengan kecepatan super ke dalam kelas setelah melompat dari Bis. Dan 10
menit kemudian cewek itu sudah berdiri dengan lunglai dipojok kelas di bawah tatapan membunuh Pak Hadi, guru pelajaran pertama hari itu. (sungguh hukuman
yang sangat tidak keren!).
Namun ketika hampir sperempat jam pelajaran, Arinka, dengan seragam yang porak poranda,
disadarkan oleh tatapan seorang cowok yang seolah tidak berkedip memperhatikannya. Arinka balas memandangnya, namun ia bergeming. Ia lantas memelototinya. Deg! cowok itu tersenyum.
Apa sebenarnya yang ia pikirkan? Apa dia sedang memperolok Arinka?
Tatapan mata dan senyumnya sungguh sangat menyebalkan. Dan selama sisa jam pelajaran pertama, Arinka memutuskan untuk memperhatikan Pak Hadi yang tengah sibuk menulis soal bahasa Inggris.
"Kekantin yuk Rin" Shafa mengajak Arinka ketika jam istirahat pertama.
Namun ketika hampir sperempat jam pelajaran, Arinka, dengan seragam yang porak poranda,
disadarkan oleh tatapan seorang cowok yang seolah tidak berkedip memperhatikannya. Arinka balas memandangnya, namun ia bergeming. Ia lantas memelototinya. Deg! cowok itu tersenyum.
Apa sebenarnya yang ia pikirkan? Apa dia sedang memperolok Arinka?
Tatapan mata dan senyumnya sungguh sangat menyebalkan. Dan selama sisa jam pelajaran pertama, Arinka memutuskan untuk memperhatikan Pak Hadi yang tengah sibuk menulis soal bahasa Inggris.
"Kekantin yuk Rin" Shafa mengajak Arinka ketika jam istirahat pertama.
"Bentar,
gue mau nyari dompet dulu, lo duluan aja deh"
"Okey,
cepet ya"
Arinka mengangguk, dan dengan cepat menemukan dompetnya. Namun dompet
itu melayang jatuh saat tubuhku seperti tiba-tiba menghantam tembok. Ketika
sadar ia terjatuh, dan ada sesuatu yang menimpanya, cewek berlesung pipi itu berteriak panik.
BERSAMBUNG..
BERSAMBUNG..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar