Jika untuk mencintaimu
butuh waktu seumur hidupku, maka aku ingin hidup seribu kali lagi..
Penaku berhenti
melangkah. Mata kami bertemu. Saat itulah segalanya terjadi. Aku terpancang
ditempatku. Pertahananku telah runtuh, mengepung jiwaku disegala arah. Berusaha
membebaskanku dari belenggu kekuasaan ego, membawa sebentuk dunia dalam cinta untukku. Apakah sudah
saatnya aku mengakui....
untuknya?
Kemudian aku berpaling
dari senyumnya. Semburat merah menyembur malu dipipiku. Ya Tuhan, kenapa cinta
selalu meninggalkan jejak yang mudah terlihat?
Namun senyumku merebak.
Penaku melangkah lagi.
Dan jika untuk
mememiliki senyummu butuh waktu selamanya, maka aku berharap hidup untuk lebih
dari sekedar selamanya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus