Saya sebetulnya paling males (baca: takut) sama yang
judulnya hantu-hantuan, apalagi sama hantu beneran -_-
Tapi entah karena otak saya udah jebol atau sedang menderita
radang stress yang sangat akut, saya mengajak teman saya untuk mengunjungi yang
namanya ‘Kamar Keramat’! (kenapa nggak sekalian kamar mayat aja -_-) di salah
satu Departement Store di kota Batik tercinta.
Awalnya, saya merasa lebih merinding daripada masuk kuburan.
Belum sampai tempat kejadian perkara aja, bau-bauan sejenis kemenyan dan
kawan-kawannya udah bisa tercium. Namun entah kenapa, teman saya itu (baca:
Nana si Katrok) jadi exited sekali untuk memasuki ‘kamar’ itu, mungkin karena
pengen reunian sama saudara-saudaranya kali yaa, wkwkkwwk..
Akhirnya saya pun menyetujui untuk masuk. Dengan sepuluh
ribu rupiah anda bisa menikmati sensasi menakutkan bagi anda yang antipati (antipati
ya bukan adipati. Kalao adipati sih keren, idola saya itu ^.^) terhadap yang
namanya horror seperti saya. Bagi yang ngefans berat sih pasti luar binasa
senengnya,, hiaaaahahahaa
Sebelum memasuki ‘kamar keramat’ itu,
saya selalu setia berpegangan pada lengan teman saya dan bersikap sok berani aja, itu setannya kan juga manusia, kalo jail ya tinggal tendang aja beres, hahahagg. Tapi bukan itu masalahnya, karena begitu masuk area kamar nan gelap gulita, laksana rumah yang udah setahun nggak bayar listrik itu, serbuan ‘hantu-hantu’ di dalamnya mulai dilancarkan. Saya yang semula berlagak berani, akhirnya hanya bisa mengikuti teman saya di belakangnya sambil tak lupa tutup mata dan komat-komit semoga ‘hantu-hantu’ itu berhenti berteriak-teriak.
saya selalu setia berpegangan pada lengan teman saya dan bersikap sok berani aja, itu setannya kan juga manusia, kalo jail ya tinggal tendang aja beres, hahahagg. Tapi bukan itu masalahnya, karena begitu masuk area kamar nan gelap gulita, laksana rumah yang udah setahun nggak bayar listrik itu, serbuan ‘hantu-hantu’ di dalamnya mulai dilancarkan. Saya yang semula berlagak berani, akhirnya hanya bisa mengikuti teman saya di belakangnya sambil tak lupa tutup mata dan komat-komit semoga ‘hantu-hantu’ itu berhenti berteriak-teriak.
Lorong demi lorong terlewati oleh kami (sementara saya hanya
berani membuka mata selama kurang dari tujuh detik saja selama di kamar), dan
kami keluar dengan selamat dan sehat sentosa. Fiuhh -_-
Menarik juga megungkap kenyataan bahwa saya tidak menangis setelah keluar dari kamar itu, seperti cewek yang dengan histerisnya ngesot-ngesot di lantai selepas keluar dari ‘kamar keramat’ sambil berderai air mata.
Menarik juga megungkap kenyataan bahwa saya tidak menangis setelah keluar dari kamar itu, seperti cewek yang dengan histerisnya ngesot-ngesot di lantai selepas keluar dari ‘kamar keramat’ sambil berderai air mata.
Nah, tiba saatnya nih untuk foto-foto dengan
properti-properti seram dan ‘hantu-hantu’ di tempat kejadian perkara itu.
lucunya, sekarang giliran teman saya yang ketakutan, sementara saya dengan
semangat membara membujuknya untuk ikut foto (saya sempat berfikir mungkin roh
kami telah tertukar -_-). Dan akhirnya, setelah paksaan yang membuat baju temen
saya sempat robek dikit (sori yee :P), inilah hasilnya...
Nah, kenapa itu di situ malah pada senyam senyum sementara
tuh ‘hantu’ pasang muka galau? Wkwkwkwk.. karena kami senang, dan kami
menjadikan pengalaman masuk ‘kamar keramat’ ini sebagai sebuah tantangan dan bentuk
petualangan masa muda kami ^.^
Jadi, dari pada stress memikirkan dan berkeluh kesah tentang
hal-hal yang berbau galau, tidak ada salahnya menghabiskan waktu dengan teman untuk
mencoba hal-hal baru, yang penting menambah semangat persahabatan dan
kekompakan kalian dengan teman-teman kalian :)
(senyum sok bijaksana).
Top markotop...
BalasHapusTp sayang, g' da aq d situ (ngganteni setane)... hiiiiaaaahhh
SIIIP!!! terus tingkatkan kreativitasmu, sai... :)
hahahhaaa thank u thank u,, walaupun tak ada kau tetap dihatiku,, wkwkwkwkkwkkk
BalasHapus